Tanjung Sawah, Mentok Asin – Para nelayan di wilayah Tanjung Sawah, Mentok Asin, semakin geram dengan kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada mereka. Sementara PT Timah terus beroperasi tanpa hambatan, izin bagi nelayan untuk membuat tambatan perahu masih dipersulit hingga hari ini.
Situasi ini semakin diperparah oleh badai yang melanda semalam (6/3). Akibat tidak adanya tambatan yang memadai, banyak perahu nelayan terbalik dan rusak diterjang angin serta gelombang tinggi. Beberapa perahu bahkan hanyut terbawa arus, menambah beban kerugian yang harus ditanggung nelayan.
“Kalau ada tambatan, mungkin perahu-perahu kami bisa selamat. Tapi karena izin terus dipersulit, kami harus menanggung kerugian sendiri,” ujar seorang nelayan dengan nada kecewa. Mereka berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini, mengingat laut adalah sumber penghidupan utama bagi masyarakat setempat.
Warga mempertanyakan kebijakan pemerintah yang terkesan lebih memprioritaskan perusahaan tambang ketimbang keselamatan dan mata pencaharian masyarakat kecil. Mereka juga menuntut transparansi dalam proses perizinan, karena hingga saat ini belum ada penjelasan jelas mengenai alasan di balik lambatnya izin untuk tambatan perahu.
Sementara itu, para nelayan terpaksa mencari cara lain untuk mengamankan perahu mereka, termasuk menariknya ke daratan atau mengikatnya ke pohon dan struktur seadanya. Namun, langkah darurat ini tetap tidak menjamin keselamatan perahu mereka, terutama saat cuaca buruk.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak berwenang terkait perizinan tambatan perahu bagi nelayan di Tanjung Sawah, Mentok Asin. Masyarakat berharap ada solusi cepat agar kejadian serupa tidak terulang dan aktivitas melaut bisa berjalan dengan lebih aman dan lancar